Cilodong | https://jurnaldepok.buzz
Diduga karena bersikap kurang sopan di dalam rumah tahanan Kota Depok, seorang narapidana kasus narkoba berinisial RA dikeroyok hingga tewas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya kepada wartawan mengatakan, RA merupakan tersangka kasus tindak pidana narkoba Polda Metro Jaya tewas dikeroyok oleh enam orang tahanan.
“Bahwa hasil pemeriksaan para saksi diketahui RA diduga bertindak tidak sopan. Hal itu kemudian memicu para pelaku melakukan pengeroyokan kepada korban. Korban diduga menunjukkan perilaku tidak sopan, sehingga para pelaku melakukan penganiayaan atau pengeroyokan terhadap korban,” ujarnya.
Ia menambahkan, RA diduga dikeroyok oleh enam orang berinisial I, T, S, L, A, dan Y. Polisi saat ini telah mengamankan para pelaku yang diduga melakukan penganiayaan.
Sementara itu, Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana mengatakan, aksi penganiayaan yang menyebabkan satu tahanan tewas itu terjadi di dalam area Rutan.
“Jadi yang bersangkutan ini merupakan tahanan titipan Kejari Depok tahap dua yang diamankan oleh Polda Metro Jaya,” tandasnya.
Sebelum tewas, korban sempat menjalani berbagai proses cek kesehatan layaknya tahanan yang baru masuk ke dalam Rutan Depok. Di antaranya juga dilakukan screaning dan cukur rambut.
“Diduga, saat itulah terjadi selisih paham, hingga menyebabkan korban ini dikeroyok,” paparnya.
Dikatakan Arya, korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun nahas nyawanya tak tertolong. Dari hasil pemeriksaan, polisi telah meringkus beberapa napi yang diduga pelaku penganiayaan tersebut.
“Pelakunya ada enam orang, dua di antaranya sebenarnya mau bebas. Pemicunya kalau dari hasil pemeriksaan para saksi, korban ini mungkin ada omongan-omongan yang kurang berkenan, sehingga ada selisih paham, bicara kurang etis sehingga tesinggung dan terjadilah pengeroyokan,” jelasnya.
Arya mengatakan, dari hasil catatan, korban merupakan residivis yang beberapa kali ke luar masuk penjara atas kasus narkoba.
“Iya, korban ini residivis sudah beebrapa kali melakukan dan ditangkap Polda Metro Jaya. Kebetulan TKP nya di Depok jadi diserahkan ke rutan,” tuturnya.
Terkait luka yang dialami korban, polisi mengaku masih menunggu hasil otopsi rumah sakit.
Sementara itu, Kepala Rutan Depok, Lamarta Surbakti menegaskan, bahwa jauh sebelum kejadian ini pihaknya telah rutin melakukan razia dan pembinaan mental para warga binaan.
“Tentu hal ini menjadi bahan evaluasi kami untuk berbuat lebih baik,” katanya.
Selain melakukan berbagai upaya pencegahan gangguan keamanan, pihaknya juga rutin menggelar program balai pelatihan kerja untuk para napi. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian dan kemampuan warga binaan sehingga dapat melanjutkan ekonominya jika sudah bebas nanti. n Aji Hendro